Merauke, Jubi - Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Merauke, Tuban Sriyono mengungkapkan, dalam dua tahun terakhir, muncul fenomena baru yakni kelompok lelaki seks lelaki atau diistilahkan LSL. Kelompok itu, di luar wanita pria (waria) yang sudah tak asing lagi di kalangan masyarakat.

“Memang kelompok LSL ini, masih sangat tertutup dan belum diketahui  publik secara luas. Namun jumlahnya sudah mencapai ratusan orang dan di antaranya adalah anak-anak remaja yang  masih di bangku sekolah,” ujar Sriyono kepada Jubi Sabtu (13/5/2017).

Munculnya kelompok LSL ini, lanjut Sriyono, setelah salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berhasil mendapatkan mereka dan melakukan pendampingan secara rutin  hingga  sekarang. “Saya harus akui kelompok ini sangat tertutup dan sulit  untuk akses masuk dan mengikuti pergerakan mereka setiap malam,” ujar dia.

Dijelaskan, jika dibandingkan kelompok waria, mereka sudah umum diketahui masyarakat luas dan setiap bulan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.  

Diakui, di antara kelompok LSL itu, mereka memiliki pacar perempuan. Namun, sering kali berhubungan antara sesama jenis. Jumlahnya sudah mencapai ratusan orang dan ada didalamnya anak-anak yang masih di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Ditambahkan, khusus penderita HIV/AIDS di Kabupaten Merauke tahun ini, terdapat penambahan kasus. Hanya saja, jumlahnya tidak banyak seperti di daerah lain. Tetapi jelasnya, lebih mendominasi adalah ibu rumah tangga (IRT).

Kepala Pusat Kesehatan Reproduksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke, dr. Inge Silvia mengakui jika kelompok ibu rumah tangga sangat rentan terjangkit HIV/AIDS.

Olehnya, lanjut dia, ketika setiap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kesehatan, disarankan melakukan VCT. Sehingga dapat diketahui apakah dalam keadaan sehat atau tidak. (*)

Source

Penelitian

Knowledge Hub

knowledgehub

knowledgehub

knowledgehub

Informasi

sejarahaids sistemkesehatan kebijakankesehatan kebijakanaids

Didukung oleh

AusAID