Berupaya meningkatkan pariwisata guna mendongkrak perekonomian rupanya memiliki potensi penularan HIV dan Aids jika tidak mendapatkan perhatian serius pemerintah pada aspek pencegahan penularan, hal ini disampaikan Anggota DPRD Kaltim Muspandi beberapa waktu lalu.

Menurutnya, upaya menekan angka penularan HIV dan Aids pada sektor pariwisata membutuhkan komitmen bersama yang kuat antara masyarakat, pemerintah maupun pengusaha. Ketiganya dibutuhkan kerjasama yang baik karena memegang peranan penting dalam kegiatan pariwisata khususnya di Kalimantan Timur.

“Sebagai daerah yang sedang melakukan upaya pengembangan sektor pariwisata dan menarik minat wisatawan baik domestik maupun dari luar negeri, ada tantangan tersendiri. Peningkatan pariwisata dikhawatirkan menambahkan angka penularan HIV dan Aids yang masuk,” Kata Muspandi.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim ini khawatir, bila tidak dilakukan pencegahan serius, dua atau tiga tahun kedepan, kasus penularan HIV dan Aids ini bisa bisa semakin bertambah. “HIV dan Aids bukan perkara kecil, bahkan kita perlu menyatakan perang terhadap bahaya HIV dan Aids yang mengancam generasi muda hingga ibu rumah tangga,” ungkapnya. “Oleh karena itu diperlukan upaya berkelanjutan seperti penyuluhan sadar wisata yang akan dilakukan pada seluruh kabupaten/kota di Kaltim,” sambung dia.

Muspadi berharap pemerintah terus melaksanakan penyuluhan terkait pencegahan penyebaran HIV dan Aids diberbagai daerah terutama yang sedang giat membangun pariwisata seperti Berau, Kutai Timur dan Balikpapan. Selain itu Paser, Penajam Pasir Utara, Kutai Barat, Mahakam Ulu, Bontang dan Samarinda.

Ia menambahkan, bagi daerah yang mengembangkan pariwisata, jelas masalah ini bukan sekedar masalah kesehatan semata. Namun juga masalah aspek kebudayaan, sosial, prilaku, agama dan beberapa aspek kehidupan lainnya. (adv/hms5)

Sumber