Pengantar (Introduction)
- Detail
- Kategori: Pengantar (Introduction)
- Dilihat: 6089
Pengantar Minggu ke-20 Tahun 2014
Istilah Harm Reduction atau dalam bahasa Indonesia disebut pengurangan dampak buruk sudah sering terdengar dalam program penanggulangan AIDS di Indonesia bahkan di dunia. Harm Reduction merupakan program yang digunakan untuk mencegah penularan HIV pada populasi penguna Napza suntik (penasun). Program ini makin marak dilakukan seiring tingginya prevalensi HIV pada populasi penasun sejak tahun 2000 di Indonesia. Walaupun pada awal program dimulai masih terdapat pertentangan dengan dunia hukum karena pengguna Napza diposisikan sebagai kriminal bukan sebagai korban.
Kontroversi program Harm Reduction sedikit demi sedikit telah mulai berkurang seiring pemahaman yang semakin meluas. Selain itu prevalensi HIV yang terus meningkat membuat pemerintah semakin penduli terkait dengan penularan HIV pada penasun. Walaupun sampai sekarang masih ada beberapa kontroversi yang terjadi terutama mengenai layanan alat suntik steril (LASS). Sebagian orang berpendapat bahwa penggunaa Napza suntik tidak boleh difasilitasi dalam penggunaan Napza dengan memberikan alat suntik. Sebagian lagi berpendapat pemberian alat suntik steril merupakan bagian dari upaya untuk mencegah penularan HIV yang akan membuat dampak buruk lebih besar terjadi.
- Detail
- Kategori: Pengantar (Introduction)
- Dilihat: 6463
Pengantar Minggu ke-19 Tahun 2014
Menurut WHO surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan dan analisis dan interprestasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Mencermati definsi tersebut maka setidaknya dalam kegiatan surveilans terdapat kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis terus menerus untuk pengambilan kebijakan. Di Indonesia kebijakan surveilans tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan no 1116 dan 1479 tahun 2003. Kebijakan tersebut terbit dengan pertimbangan bahwa upaya pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular diperlukan dukungan data-data dan informasi melalui suatu sistem surveilans epidemiologi penyakit secara rutin dan terpadu sebagai bagian dari penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan.
- Detail
- Kategori: Pengantar (Introduction)
- Dilihat: 3625
Pengantar Minggu ke-18 Tahun 2014
Menurut data Kemenkes RI, tercatat 1.573 kasus AIDS (1.155 diantaranya balita) dan 3.408 kasus HIV (2.237 diantaranya balita) adalah usia 0—14 tahun. Sekitar 90% kasus HIV-AIDS pada kelompok usia anak ditularkan dari ibu saat hamil. Terjadi peningkatan jumlah kumulatif AIDS pada ibu rumah tangga dari 172 orang pada tahun 2004 menjadi 6.230 orang sampai bulan Desember 2013. (Data Ditjen P2PL. 2012). Apakah ini pertanda bahwa gelombang penularan HIV telah sampai pada keluarga?
- Detail
- Kategori: Pengantar (Introduction)
- Dilihat: 3843
Pengantar Minggu ke-17 Tahun 2014
Pada pasal 7 Perpres No 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dibantu oleh Sekretariat. Susunan organisasi dan personalia serta tata kerja Sekretariat ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Walaupun tidak cukup jelas tugas dan fungsinya, sekretariat KPA Nasional cukup jelas diatur dalam peraturan tersebut. Menkokesra selaku ketua KPA Nasional diberikan wewenang untuk membentuk dan mengembangkan sekretariat untuk membantu palaksanaan penanggulangan AIDS melalui KPA.
- Detail
- Kategori: Pengantar (Introduction)
- Dilihat: 2815
Pengantar Minggu ke-16 Tahun 2014
Setiap pagi hari tanggal 21 April selalu tampak anak-anak yang menggunakan pakaian adat terutama kebaya sedang diantar ke sekolah. Bahkan di beberapa tempat perempuan dewasa pun tak mau ketinggalan dengan kebayanya dalam menjalankan tugas sehari-hari pada tanggal tersebut. Gelagat ini dalam rangka menyambut hari Kartini yang selalu diperingati sebagai hari emansipasi perempuan di Indonesia. Perayaan dengan segala macam kegiatannya dilangsungkan baik di sekolah sampai perkantoran oleh anak-anak sampai orang dewasa. Hal itu dilakukan untuk memberikan apresiasi kepada munculnya gerakan emansipasi perempuan yang patut dibanggakan.
Informasi
 |
 |
 |
 |
© 2024 Kebijakan AIDS Indonesia