KONDOM GRATIS - Seorang petugas menunjukkan kondom gratis yang dibagikan kepada wanita penjaja seks (WPS) yang beroperasi di Kabupaten Cianjur di kantor Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur, Jumat (6/2). | TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI STribunNews | Jumat, 6 Februari 2015

CIANJUR, TRIBUN - Pencegahan penularan HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur dengan menggunakan kondom yang merupakan alat kontrasepsi tersebut memang masih belum menjadi kebutuhan. Pasalnya para WPS di tiga tempat tersebut masih mengandalkan pembagian kondom secara gratis yang dilakukan sejak 2011.

"Padahal maksud pembagian kondom secara gratis itu sekaligus untuk menyadarkan WPS menjadikan kondom sebagai kebutuhan agar tercegah dari penularan HIV/AIDS. Seperti di Karawang, WPS-nya sudah mulai membeli kondom secara mandiri karena sudah menjadi kebutuhan," kata Ketua Pengelola Program Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur, Brian Muhammad Yusuf, kepada Tribun di kantornya, Jumat (6/2).

Pemakaian kondom di kelompok berisiko tertular HIV atau populasi kunci, yakni wanita penjaja seksual (WPS) di Kabupaten Cianjur belum mencapai 100 persen. Pasalnya masih ada WPS di Kabupaten Cianjur yang membutuhkan pelanggan yang tidak mau menggunakan kondom lantaran untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Berdasarkan data yang dihimpun KPA Kabupaten Cianjur, sebanyak 252 wanita bekerja sebagai WPS untuk melayani lelaki hidung belang setiap harinya. Mereka tersebar di tiga titik, yakni Gadog di Kecamatan Pacet sebanyak 78 WPS, Kota Bunga di Kecamatan Pacet sebanyak 140 WPS, dan Leuwi Orok di Kecamatan Mande sebanyak 34 WPS.

Untuk pemakaian kondom di Gadog persentasenya mencapai 90 persen, di Kota Bunga persentasenya mencapai 80 persen, sedangkan di Leuwi Orok paling rendah persentasenya, yaitu sebesar 60 persen. (cis)

 

Sumber: http://jabar.tribunnews.com/2015/02/06/kondom-belum-jadi-kebutuhan

Supported by

AusAID