Berinteraksi dengan para pengidap HIV/AIDS sedianya bukan hal tabu. Namun, imbas minimnya wawasan, banyak yang khawatir interaksi itu jadi pintu masuk penyebaran virus.
Basuki selaku pelaksana program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Samarinda menjelaskan, HIV tidak mudah menular. Beda halnya dengan virus influenza atau yang menyebabkan cacar. Penularan HIV baru terjadi dalam aktivitas tertentu. Yakni, lewat hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bersama-sama. Atau kontak lain yang berhubungan dengan darah dan cairan kelamin. Sementara itu, aktivitas seperti makan di piring yang sama, berpelukan, atau berenang, tidak berisiko.
Sebab, HIV tidak bisa bertahan di luar inangnya. Dalam hal ini tubuh manusia. Karena itu, meski sedang berenang bersama pengidap HIV, tidak terjadi penularan. "Virus itu hanya dapat hidup di daerah tertentu yang ada di dalam tubuh manusia," terang Basuki.
Di luar tubuh, HIV melemah dan mati. Semakin lama berada di luar tubuh, semakin kecil kemungkinan penularan akan terjadi. Biasanya, virus akan mati dalam beberapa menit setelah berada di luar tubuh.
Dari jalur penularan, Basuki menjelaskan, paling berisiko adalah hubungan seksual yang berisiko. Yakni, hubungan seksual tidak dengan pasangan yang sah. Agar itu tidak terjadi, pasangan harus menjaga keharmonisan. Sedangkan ketika telah terinfeksi, bisa memeriksakan diri dan menjalani terapi anti-retroviral untuk menekan pertumbuhan HIV. (*/nyc/ndy/k8)
