Oleh: Samsuridjal Djauzi dan Kurniawan Rachmadi

Samsuridjal Djauzi, dalam renungan akhir tahun RSCMMeski hujan masih mengguyur Jakarta, keluarga besar UPT HIV RS Ciptomangunkusumo melaksanakan renungan akhir tahun. Para petugas kesehatan dan teman-teman beserta keluarga mengingat kembali kejadian 2013 dan mengantisipasi peluang serta tantangan di tahun 2014. Banyak kabar yang menggembirakan pada tahun 2013, pedoman WHO yang merekomendasikan mulai tes HIV secara dini serta getting to zero memberi harapan untuk masa depan. Data UNICEF dan UNAIDS dalam laporannya yang dipublikasikan pada bulan November 2013 mengatakan, bahwa antara tahun 2005 sampai tahun 2012 ada 850.000 infeksi kasus baru HIV/AIDS pada anak usia 0-14 tahun di Negara tertinggal dan berkembang berhasil dicegah.

Pada pertemuan renungan akhir tahun 2013 yang bertema Momentum Baru Upaya Penangulangan AIDS di Indonesia, Prof. Zubairi menyampaikan masih adanya gap antara angka yang di prediksi yaitu sekitar 600.000 diperkirakan telah terinfeksi HIV/AIDS, dengan angka yang dilaporkan ada 100.00 orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS dan juga baru 31.000 Odha yang mendapatkan terapi obat ARV. Untuk itu beliau mengemukakan perlunya tes HIV massal, namun untuk negeri kita dilakukan secara bertahap. Jika Cina dapat sekaligus melakukan tes utk 76 juta penduduk, Afrika Selatan 15 juta penduduk, maka masuk akal jika tahun 2014 ini tes HIV kita targetkan sebanyak 5 juta orang. Pemerintah menyediakan tes sekitar 1,8 juta sisanya harus kita tanggung bersama baik oleh pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat.

Kita juga menghadapi tantangan untuk menghapuskan kesenjangan antara jumlah yang perlu minum obat, yang mulai minum obat dan yang tetap minum obat. Saat ini kesenjangannya masih amat tinggi. Tahun 2014 jumlah yang perlu minum obat akan meningkat, kita usahakan yang mulai minum obat meningkat dan teman teman Odha akan minum obat secara berkesinambungan. Prof. Samsuridjal mengemukan pentingnya melaksanakan layanan komprehensif berkesinambungan, tidak hanya di layanan kesehatan pemerintah namun juga di layanan kesehatan swasta. Potensi layanan kesehatan swasta juga dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan layananan komprehensif yang berkesinambungan.

Pelaksanaan layanan jaminan sosial kesehatan pada 1 Januari 2014 merupakan peluang sekaligus juga merupakan tantangan. Peluang memperkuat layanan kesehatan primer termasuk penyuluhan, pencegahan dan tes HIV. Bahkan di beberapa Puskesmas layanan ARV dan Pencegahan HIV dari Ibu Hamil positif HIV ke bayinya (PPIA) sudah dapat dimulai. Muncul pertanyaan dari salah seorang kepala keluarga yang mempertanyakan program PPIA, termasuk pembiayaannya. Oleh karena itu kita perlu bertekad agar semua ibu hamil HIV positif akan dapat minum ARV secara dini sehingga risiko penularan pada bayinya dapat diturunkan bahkan dihilangkan.

Pada sesi diskusi dan tanya jawab ada banyak teman Odha menanyakan kemungkinan kesembuhan HIV seperti diberitakan di media. Prof. Zubairi mengajak teman-teman Odha sambil menunggu kemajuan penelitian untuk penyembuhan HIV tetap tekun minum ARV dan berkonsultasi. Selain itu peran obat herbal juga dibahas. Obat herbal dapat dimanfaatkan untuk obat tambahan namun tak dapat mematikan ARV. Terakhir keluarga besar UPT HIV RS. Cipto Mangunkusumo berkomitmen meningkatkan rasa kekeluargaan, saling mengingatkan saling mendukung dalam upaya menanggulangi HIV di tahun 2014.

Penelitian

Knowledge Hub

knowledgehub

knowledgehub

knowledgehub

Informasi

sejarahaids sistemkesehatan kebijakankesehatan kebijakanaids

Didukung oleh

AusAID