Rabu, 07 Januari 2015

Ilustrasi | kaltimpost.co.idTANJUNG REDEB - Dalam tiga tahun terakhir, jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Berau meningkat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Berau pada 2014, sebanyak 25 orang positif menderita penyakit berbahaya tersebut.

Sedangkan data Diskes Berau, penderita penyakit HIV/AIDS pada 2013 hanya 17 orang, 2012 tercatat sebanyak 15 orang saja. Hal itu disampaikan Kepala Diskes Kabupaten Berau Totoh Hermanto, melalui Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Ramadan.

Dijelaskannya, 25 penderita tersebut didominasi pekerja di tempat-tempat hiburan dan salon yang ada di Kabupaten Berau, setelah melakukan tes darah kepada seluruh pegawai di tempat hiburan di sepanjang tahun 2014.

Selasa, 6 Januari 2015

KisdiantoroADA temuan alat kontrasepsi berupa kondom dan obat kuat di tangan remaja, saat polisi dari Polres Tasikmalaya Kota melakukan razia menyusul terjadinya perusakan kantor sebuah surat kabar di Kota Tasikmalaya, Minggu (4/1/2015).

Temuan ini sering diabaikan karena tak terkait dengan subtansi utama. Namun, ketika masalah tersebut dibedah, maka temuan itu akan menjadi masalah serius, apalagi menyangkut anak-anak muda yang akan mewarisi kepemimpinan dan keberlangsungan negeri ini.

Pertanyaan sederhana, untuk apa para remaja itu memiliki kondom dan obat kuat? Apalagi keduanya ditemukan di jam yang tidak wajar, di malam hari, dan area kongko. Jam yang semestinya dimanfaatkan oleh mereka untuk beristirahat dan lazimnya berada di dalam rumah.

Senin, 05/01/2015

IlustrasiBisnis.com, JAKARTA -- Sebelum berbicara tentang cara kerja virus HIV dalam tubuh, ada baiknya kita pahami apa itu HIV?

Virus ini hanya menyebar dan bekerja pada tubuh manusia. Dialah penyebab immunodeficiency  alias perusak sistem kekebalan dengan cara membuat daya tahan tubuh kita berkurang atau menurun.

HIV di dalam tubuh bersifat menghancurkan sel-sel penting yang bertugas melawan penyakit. Tubuh yang kekurangan sistem kekebalan tidak dapat terlindungi dari penyakit.

Virus ini berproduksi dengan cara mengambil alih sel tubuh yang diinfeksinya.

Senin, 05/01/2015

IlustrasiBisnis.com, JAKARTA—Banyak orang beranggapan salah mengenai penyebaran HIV pada manusia. Di mana HIV menyebar melalui cairan tubuh a.l. darah, cairan kelamin dan ASI, tetapi yang perlu digarisbawahi adalah tidak semua cairan dapat membawa HIV. 

Berikut 5 anggapan salah mengenai penyebaran HIV:

Keringat Dan Liur 
Menempelnya keringat pengidap HIV positiv pada orang sehat tidak akan menularkan virus tersebut. Karena HIV tidak terdapat pada keringat, tetapi melalui darah, cairan kelamin dan ASI.
Begitu juga dengan saliva atau liur, cairan ini tidak akan menularkan HIV. Jadi masyarakat tidak perlu takut jika dengan tidak sengaja bersentuhan dengan pengidap HIV.

SENIN, 05 JANUARI 2015

Ilustrasi minum teh hijau. TEMPO/Charisma AdristyTEMPO.CO,Jakarta - Dua pengajar Universitas Airlangga, Prof Dr Djoko Purwanto Apt MSi dan Dr Retno Pudji Rahayu, drg, MKes, bekerja sama meneliti teh hijau. Bedanya,sementara Djoko meneliti efek teh hijau pada pencegahan dan pengobatan kanker, Retno meneliti dampaknya pada pengobatan AIDS/HIV. Pada literatur di dunia penelitian, selain anti kanker, EGCG juga memiliki kemampuan antifungi dan antivirus.

Retno menjelaskan, di dalam HIV terdapat beberapa komponen reseptor glikoprotein (GP). "Nah saya baru mencoba penelitian terhadap GP 120 dan GP 41 yang ada pada permukaan membran virus (envelope)," katanya pekan lalu.

Teh, kata Retno, diekstraksi menjadi dua bentuk. Pertama, hanya diambil EGCG-nya. Sedangkan kedua, tetap dalam bentuk ekstrak. Hasil ekstraksi ini lalu diujicobakan pada kultur HIV. Hasilnya, ekstrak teh hijau mampu menghilangkan virus yang terdapat dalam kultur, sehingga sel virusnya tidak bisa masuk. "Berarti dia bisa menghambat ikatan protein atau, singkatnya, menghilangkan HIV ini," katanya.

Selain menguji coba ekstrak teh dengan kultur HIV, ia juga menguji cobanya pada sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (CD4). Hasilnya pun serupa. Ekstrak teh ini mampu mempengaruhi komponen-komponen dalam virus. Golongan katekin (EGCG), kata Retno, mudah bereaksi dengan protein. "Karena GP 120 diikat, virusnya enggak bisa masuk," ucapnya.

Karena virus memiliki banyak komponen, dia mengaku memiliki banyak pekerjaan rumah agar hasil penelitiannya optimal. "Kami akan coba ke komponen virus selain GP 120 dan GP 41. Saya ingin meneruskan ini ke komponen yang lain dalam teh hijau, yaitu theaflavin."

ARTIKA RACHMI FARMITA

Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2015/01/05/060632917/Teh-Hijau-Lokal-Juga-Bisa-Mencegah-HIV

Supported by

AusAID