Merdeka. Reporter : Abd. Wahid Hasyim | Rabu, 5 November 2014

Megawati. ©2014 merdeka.com/Muhammad Luthfi RahmanMerdeka.com - Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIPMegawati Soekarnoputri mengatakan dirinya sangat prihatin terhadap Kabupaten Merauke, Papua. Pasalnya, di Merauke tingkat penularan virus HIV/AIDS yang sangat tinggi .

"Kalau kita pergi ke Merauke, maka Merauke sekarang menjadi kabupaten yang sangat memprihatinkan terkait penularan HIV," kata Megawati saat memberikan sambutan dalam acara ulang tahun YPAC ke-60 tahun di Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Rabu (5/11).

Tribunnews. Selasa, 4 November 2014

SURYA Online, SURABAYA – Para pengidap HIV/AIDS kini bisa sedikit tenang. Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang tak lama lagi diluncurkan di Surabaya bisa mengcover seluruh pembiayaan, mulai perawatan, pengobatan hingga penyakit yang menyertainya. Berbeda dengan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang hanya mengcover pengobatan penyakit yang menyertainya.

Kepala Cabang BPJS Kesehataan Surabaya dr I Made Puja Yasa mengungkapkan, sebenarnya pengobatan pasien HIV/AIDS dibiayai langsung pemerintah, hanya saja sistem pembiayaannya selama ini terpisah dengan BPJS. “Untuk KIS, semua terintegrasi,” katanya ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/10/2014).

Kompas. Senin, 3 November 2014

Ilustrasi / Kompas.com/EricssenAMBON, KOMPAS.com — Derita yang dialami seorang bocah 10 tahun, korban pencabulan ayahnya, di Ambon sungguh menyayat hati. Bagaimana tidak, akibat dicabuli berkali-kali oleh sang ayah, bocah malang ini tertular virus HIV/AIDS. 

“Dari hasil pemeriksaan oleh dokter, korban memang telah terjangkit virus HIV/AIDS. Ini karena ada hubungan langsung dengan pelaku RB (52) yang juga ayahnya sendiri,” ungkap Kepala Reskrim Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKP William Corneles Tanasale kepada wartawan, Senin (3/11/2014). 

Oleh: Mira Renata

Ruang Carlo | temanteman.orgMemasuki pintu utama Ruang Carlo, deretan kursi berwarna hijau, merah, dan kuning oranye di atas lantai kayu menyambut kedatangan para tamu.  Semilir sejuk pendingin ruangan dan beberapa lukisan di dinding menenteramkan ruangan.

Pagi hari di akhir pekan itu, ruang masih sepi. Salah satu saluran TV kabel menyala di area tunggu. Tayangan tengah menampilkan artis Demi Moore dan Miley Cyrus yang bertengkar layaknya ibu dan anak. Menjelang pukul Sembilan, beberapa tamu masuk sambil bercakap riang. Mereka bertegur sapa dengan resepsionis. Seperti kantor agensi perjalanan, para staf terlihat sigap dan ramah menyambut tamu yang datang. Tak ada tamu yang berdiri kikuk atau kebingungan.

Oleh: Chrysant L. Kusumowardoyo

AngsamerahDi Indonesia, infeksi HIV di kalangan Lelaki berhubungan seks dengan Lelaki (LSL)terus menunjukkan peningkatan. Sayangnya, banyak kaum LSL yang belum memanfaatkan layanan HIV dan AIDS serta layanan kesehatan lainnya secara umum. Hal ini sebagian besar disebabkan karena masih banyaknya tenaga layanan kesehatan yang bersikap diskriminatif, sehingga menimbulkan keengganan bagi LSL dalam mengakses layanan kesehatan. Akibatnya, upaya untuk menekan angka penularan HIV dan AIDS di kalangan LSL menjadi sangat menantang. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus dalam mendekati dan memberikan pelayanan kesehatan termasuk pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS untuk LSL. Pelayanan yang diberikan pun perlu melibatkan kemitraan antara sektor publik dan privat. Artikel ini akan membahas tentang pendekatan yang dilakukan oleh Angsamerah dalam memberikan pelayanan kepada LSL, sebagai contoh praktek baik dari kemitraan antara sektor publik dan privat.

Supported by

AusAID