Tribun Nigerian, 20 Ocotober 2014
The Association of Women Living with HIV/AIDS in Nigeria (ASWHAN) has appealed to the National Assembly to urgently pass the Anti-discrimination and Stigmatisation Bill.
Mrs Esther James, ASWHAN Advocacy Officer, made the call in an interview with the News Agency of Nigeria (NAN) in Abuja.
James, who described the bill as anti-discrimination, denial and stigma against people living with HIV/AIDs, said the passage of the bill would protect the victims from being stigmatised in their neighbourhoods and work places, among others.
the Jakarta Post, 29 October 2014
The West Nusa Tenggara-chapter National AIDS Commission (KPAP NTB) says the number of HIV/AIDS infections reported in the province has continued to increase with a wider reach, now also affecting previously low-risk groups such as housewives and children.
The KPAP NTB data shows that cumulatively, from 2001 through July this year, as many as 152 housewives had been reportedly infected with HIV, 88 of whom had developed AIDS. In the same period, 31 children aged between 2 and 9 years old in the province had tested positive for HIV.
Berita Satu, 30 Oktober 2014
Medan - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) mengharapkan seluruh kabupaten/kota di provinsi itu mendirikan lembaga Komisi Perlindungan AIDS (KPA) agar penanggulangan penyakit itu dapat berjalan lebih maksimal.
"Kita harapkan tahun ini juga seluruh kabupaten sudah membentuk KPA," kata Asisten III Bidang Kesra Pemprov Sumut, Zulkarnain, di Medan, Rabu (29/10).
Ia mengatakan, pembentukan KPA tersebut juga berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang menyebutkan bahwa setiap kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tinggi, dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan.
Hal itu sejalan dengan upaya mewujudkan universal acces untuk mencapai MDG's 2015 dan menurunnya prevalensi HIV pada usia 15-49 tahun menjadi kurang dari 0,5 persen.
Merdeka.Com, 29 Oktober 2014
Merdeka.com - Dari 2013 lalu hingga saat ini, sedikitnya tercatat ada 726 orang di Bali meninggal dunia akibat HIV dan AIDS. Diperkirakan ada 700 ribu orang yang terjangkit virus mematikan di Bali hingga tahun 2014.
Kasus selama tahun 2013, HIV sebanyak 29.037 kasus dan AIDS sebanyak 5.608 kasus. Sementara jumlah kasus yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 15.747 orang.
"Keadaan ini sangat membahayakan, kita harus waspada karena HIV dan AIDS tidak mengenal status, jenis kelamin maupun usia dan merupakan penyakit mematikan. Dan jumlah ini yang terdaftar atau yang dilaporkan ke klinik-klinik atau Puskesmas. Sementara yang tidak terdaftar jumlahnya tidak diketahui," ujar Asisten II Setda Provinsi Bali selaku Wakil Ketua I KPA provinsi Bali, Drs I Ketut Wije, MM, Rabu (29/10).
Kompas, 29 Oktober 2014
KUPANG, KOMPAS.com - Berdasarkan data dari Komisi penanggulangan AIDS Provinsi NTT dan juga hasil rilis oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT, mayoritas penderita HIV/AIDS di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diidap oleh ibu rumah tangga. Jumlah kumulatif kasus AIDS hingga akhir Bulan Agustus 2014 terdapat 780 ibu rumah tangga yang menderita AIDS.
Pengelola Program KPA NTT, Gusti Brewon, mengatakan, para ibu rumah tangga tersebut terinfeksi dari pasangannya. Mereka memiliki pasangan yang punya perilaku berisiko dan dalam ketidaktahuan itu mereka akhirnya terinfeksi HIV.
Menurut Gusti, ibu rumah tangga yang sudah terjangkit HIV dapat menularkan virus tersebut kepada bayi saat melahirkan atau menyusui, karena terlambat tahu status HIV-nya.
© 2025 Kebijakan AIDS Indonesia