Kajian Paruh Waktu pelaksanaan SRAN 2010-2014 telah mencatat perkembangan positif program penanggulangan HIV dan AIDS periode tahun 2010-2014. Hal ini tampak pada meningkatnya implementasi program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS); Pengenalan Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB); Implementasi “Roadmap” peningkatan jumlah tes HIV dan akses pengobatan ARV pada tahun 2013-2015; Perubahan batas bagi ODHA untuk memperolah ARV menjadi CD4 ≤ 350 dan perluasan akses ARV bagi ODHA yang memiliki latar belakang perilaku berisikoWPS, LSL, Penasun dan Waria, pasien TB, dan ODHA yang memiliki pasangan berstatus HIV negatif tanpa melihat nilai CD4, serta pengobatan seumur hidup untuk ODHA wanita hamil. Laporan juga menyampaikan terjadinya peningkatan cakupan layananmelalui peningkatan jumlah unit pelayanan pencegahan dan pengobatan.

Dari sisi pencapaian target, laporan ini juga menunjukkan beberapa hasil yang belum memenuhi harapan seperti  cakupan pengobatan baru berkisar 20% dari perkiraan ODHA yang membutuhkan pengobatan, penggunaan kondom secara konsisten masih belum optimal, cakupan PPIA 14-16%, serta cakupan pengobatan pada anak hanya 15%. Prevalensi HIV pada beberapa Populasi Kunci juga belum menunjukkan penurunan bahkan prevalensi HIV pada LSL meningkat dua kali lipat.

Tim AIDS PKMK FK UGM dalam kajian dokumen tentang kebijakan HIV dan AIDS telah mencatat beberapa situasi kebijakan dan pelaksanaannya  sebagai berikut:

 

  

Pengantar

Outlook 2015 Kebijakan AIDS IndonesiaHingga saat ini, Indonesia masih merupakan negara di ASEAN yang paling tinggi pertumbuhan penularan HIV baru dimana terjadi peningkatan sebesar 162% sejak tahun 2001 (AIDS Datahub, 2014). Hasil modeling yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, menunjukkan  bahwa pada tahun 2012 di Indonesia ada 591.823 orang yang hidup dengan HIV (ODHA). Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 mencapai 21.511 orang. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah infeksi yang dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan mencapai sekitar 29.037 orang. Perkiraan infeksi baru pada tahun-tahun tersebut berkisar 60.000 orang. Pemodelan epidemi HIV menggunakan Asian Epidemic Model (AIM) menunjukkan bahwa masih akan terjadi peningkatan jumlah infeksi baru bila tidak ada penambahan dan peningkatan intervensi.

Kebijakan AIDS IndonesiaTahun 2014 merupakan waktu dan momentum penting dalam perkembangan website Kebijakan AIDS Indonesia. Website ini mulai dikembangkan pada akhir tahun 2013 dan sampai dengan awal tahun 2014 masih mencari bentuk untuk menuju website rujukan utama yang terkait kebijakan AIDS di Indonesia. Target utama tahun 2014, website Kebijakan AIDS Indonesia harus dikenal dengan baik oleh peneliti, penggiat dan pemerhati program penanggulangan AIDS di Indonesia. Website ini juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari website-website yang dimiliki, dikembangkan dan dikelola oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM (PKMK-FK UGM). Oleh karenanya adaptasi sistem dan mekanisme pengelolaan website di PKMK-FK UGM perlu dilakukan oleh pengelola.

Seminar Close The GapKegiatan seminar memperingati Hari AIDS Sedunia 2014 dengan tema “Close The Gap: Pencegahan, Pengobatan, Perawatan dan Mitigasi  Dampak  Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia”  pada 23 Desember 2014 bertempat di Ruang Senat, Gedung Pusat Tata Usaha, Fakultas Kedokteran UGM telah berlangsung. Peserta yang hadir  berasal dari berbagai lembaga Swadaya Masyarakat, pemerhati dan peneliti AIDS, KPA Kota, Dinas Kesehatan dan Dinas terkait lain, sekolah tinggi keperawatan serta komunitas pendamping ODHA di seputar Yogyakarta.   

Supported by

AusAID