inilah.com Rabu, 8 Oktober 2014

Ilustrasi | Oleh:Budiyanto inilahcomINILAHCOM, Sukabumi -Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi terus gencar memerangi penyebaran HIV. Kali ini KPA menggelarPeer Educator Ustadz Peduli AIDS di Resort Pangrango, Jalan Selabintana Kecamatan/Kabupaten Sukabumi.

"Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS ini harus dilakukan bersama-sama oleh kita semua. Bukan hanya oleh pemerintah atau KPA saja," kata Ketua KPA Kabupaten Sukabumi, Sukmawijaya kepada INILAHCOM usai membuka kegiatan, Rabu (8/10/2014).

Oleh: Simplexius Asa

Simplexius AsaAbstrak

Tulisan ini didasarkan pada penelitian dengan pendekatan socio legal research berjudul Efektivitas Penerapan Peraturan Daerah (PERDA) tentang Penangggulangan HIV & AIDS. Penelitian tersebut bertujuan menganalis kualitas materi muatan PERDA tentang Penanggulangan HIV & AIDS dan mengidentifikasi penerapan Peraturan Daerah dalam kaitannya dengan perubahan perilaku lembaga pelaksana dan kelompok kunci. Salah satu temuan menarik dari penelitian tersebut adalah bahwa Peraturan Daerah tentang Penanggulangan HIV & AIDS yang ada di Indonesia sekarang ini belum efektif diterapkan karena sosialisasi dalam proses pembentukan maupun sosialisasi setelah pembentukannya sangat lemah.

Oleh: Esthi Susanti

Esti Susanti | facebook.com/profile.php?id=1376597700Abstrak

Sebuah refleksi pergulatan pengalaman seorang aktifis pegiat HIV/AIDS  di hotline Surabaya yang terlibat dalam pencegahan dan penanggulangan hiv dan aids sejak tahun 2000. Sebuah kritik atas program-program yang dikembangkan mulai dalam penanggulangan AIDS mulai dari Outreach, Kelompok Dukungan Sebaya, PMTS, hingga LKB.  Sebuah kritik sekaligus sharing pengalaman melakukan advokasi kebijakan konkrit pada tingkat kabupaten.

Adiatma Y.M. Siregar et al.

Abstract

HIV epidemic in Indonesia is among the fastest growing in Asia. This situation requires proper ART treatment.  The need for antiretroviral treatment (ART) to cope with the situation ranges from 30,000 in 2008 to 87,000 in 2014. Only 24% of this estimation is eligible for ART.  There is pressure on the constrained budget for HIV/AIDS control in Indonesia.  There is a need to deliver and scale up cost efficient ART. How do we achieve this? If we are going to scale up ART, where is the ideal location? These are the main questions to be elaborated in the article.  The shortage of cost is the big challenge for government  to integrate the HIV/AIDS  response within the National Health System.

Liputan6, 13 September 2014

Ilustrasi Sby (Liputan6.com/Johan Fatzry)Liputan6.com, Denpasar Perumusan poin-poin Post Millenium Development Goals (Post-MDGs) sudah rampung. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menjadi 1 dari 3 penyusun poin-poin Post-MDGs untuk menindaklanjuti MDGs yang akan berakhir pada tahun 2015.

"Sudah disusun post-MDGs, 3 orang dipilih di dunia. Di antaranya Presiden SBY, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf," terang Menteri Kesehatan Prof Ali Gufhron Mukti di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Sabtu (13/9/2014).

Ia menuturkan, mereka sudah merampungkan agenda Post-MDGs. Penyusunan terakhir dilakukan di Bali. Poin-poin itu selanjutnya akan dibawa ke PBB di New York.

Supported by

AusAID