Oleh : Swasti Sempulur

Ilustrasi | chinadailyKementerian Kesehatan melalui Laporan Situasi Perkembangan HIV dan AIDS Tahun 2015, menyebutkan bahwa secara kumulatif jumlah kasus AIDS pada kelompok usia 5 – 24 tahun sebanyak 3,913 orang[1], jumlah ini masih relative kecil dibandingkan dengan pada kelompok usia yang lain. Data ini menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kasus HIV dan AIDS pada populasi anak dan remaja, meski tidak ada informasi secara detail sebaran kasus pada kelompok tesebut. Terdapat peningkatan kasus yang cukup signifikan pada tahun tahun 2013, dimana terdapat kenaikan sebesar lebih dari 51 %. Setidaknya dari data tersebut dapat memberikan gambaran bahwa ada kecenderungan adanya perilaku beresiko yang terjadi pada usia muda, dan serta jumlah anak yang terinfeksi HIV dari ibunya.

JIASPengantar: Masa remaja adalah masa transisi fisik, emosional dan sosial yang memiliki implikasi bagi kesehatan. Disamping menjadi berisiko tinggi terhadap HIV, populasi kunci muda (YKP) mungkin akan mengalami masalah kesehatan lainnya yang timbul akibat perilaku berisiko tinggi atau tahap perkembangan mereka, atau kombinasi dari keduanya

Metode: Kami meninjau kebutuhan, hambatan dan kesenjangan pelayanan kesehatan non HIV lainnya untuk YKP. Kami mencari artikel dari  PubMed dan Google Cendekia yang memberikan data yang berkaitan dengan usia tertentu pada kesehatan seksual dan reproduksi; kesehatan mental; kekerasan; dan penggunaan narkoba pada remaja, pekerja seks remaja atau muda, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, transgender, dan orang-orang yang menyuntikkan narkoba.

Biomed CentralLatar Belakang

Efektivitas Provider Initiated Testing and Counselling (PITC) untuk pasien dengan infeksi menular seksual (IMS) pada sumber daya yang terbatas menjadi perhatian khusus bagi negara-negara dengan prevalensi HIV tinggi seperti Afrika Selatan. Penelitian ini mengevaluasi apakah pendekatan PITC meningkatkan tes HIV di antara pasien dengan kasus IMS baru, dibandingkan dengan konseling standar dan tes sukarela (VCT) di tingkat pelayanan primer di Afrika Selatan dengan prevalensi tinggi dan pada keadaaan sumber daya yang rendah.

Oleh: Satiti Retno Pudjiati

Masalah HIV AIDS di Indonesia adalah salah satu masalah kesehatan nasional yang memerlukan penanganan bersama secara komprehensif. Sejak 10 tahun terakhir, jumlah kasus AIDS di Indonesia mengalami lonjakan yang bermakna. Hal ini menuntut perhatian semua pihak, terutama para tenaga kesehatan yang memberikan layanan kesehatan bagi pasien HIV AIDS. Salah satu bentuk layanan tersebut adalah konseling dan tes HIV yang bertujuan tidak hanya untuk menegakkan diagnosis namun juga memberikan konseling untuk mendapatkan terapi dan menangani berbagai masalah yang dihadapi oleh pasien.

Schwartländer, Bernhard, et al, The Lancet,  Volume 377, No. 9782, p2031-2014, 11 June 2011

ResearchGatePerubahan-perubahan mendasar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pendekatan yang strategis dan dan terarah dalam investasi dalam penanggulangan AIDS yang akan menghasilkan dampak yang positif dalam jangka panjang. Salah satu komponen penting dalam investasi ini adalah perlunya program penanggulangan HIV dan AIDS agar lebih efektif dan berkekanjutan untuk bersinergi dengan kebijakan perlindungan sosial yang berlaku.

Supported by

AusAID