Oleh: Hersumpana Ig.
Dalam After Hour Discussion (AHD) Tim AID PKMK FK UGM beberapa waktu lalu membahas satu buku karangan Paul Farmer yang berjudulPathologies of Power Health,Human rights, and The New War on The Poor (2003). Buku ini menarik karena dihadirkan dengan cara yang berbeda dari para penulis akademis lainnya. Meski mengusung sebuah konsep yang serius terkait dengan kekerasan struktural sebagai tulang punggung argumentasi dalam menjelaskan hubungan antar kebijakan publik yang dibuat oleh manusia, bukan karena insiden atau force majeur, yang berdampak lahirnya penderitaan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan melawan penyakit karena tidak mampu mengakses layanan kesehatan, Paul Farmer, memilih berbasis pada pengalamannya sebagai seorang dokter praktik, sekaligus sebagai seorang antropolog dengan membangun kisah dari catatan etnografisnya. Sebuah pendekatan alternatif dalam mengkaji sebab dan dampak kekuasaan atas pengalaman penderitaan yang direpresentasikan ke dalam kisah penderitaan Achepi dan Chouchou.
Oleh : M. Suharni
PKMK FK UGM ikut berpartisipaisi dalam persiapan Pertemuan Nasional (Pernas) AIDS V yang diselenggarakan oleh KPAN pada 27 Maret 2015, di Jakarta. Pertemuan persiapan pengajuan abstrak Pernas AIDS V bertujuan untuk 1) mendiskusikan dan menyepakati isu-isu serta kata-kata kunci untuk masing-masing kluster; 2)Mengidentifikasi tema sesi-sesi pleno untuk masing-masing kluster dan narasumber potensial. Hasil pertemuan persiapan pengajuan abstrak ini adalah petunjuk dan pedoman pengajuan abstrak.
Oleh: Kent Buse, Gill Walt
Abstrak
Perhatian yang luas akhir-akhir ini pada kebijakan sektor kesehatan dan reformasi institusi di negara-negara berpendapatan rendah bertepatan dengan perhatian yang meningkat untuk koordinasi bantuan. Karena anggaran kesehatan dari banyak negara-negara berpendapatan rendah sangat tergantung dengan bantuan, donor memiliki posisi sangat kuat dalam menentukan persyaratan bantuan untuk pembaruan sektor kesehatan. Akan tetapi, dengan tumbuhnya jumlah dan keragaman donor NGO multilateral, bilateral maupun Internasional yang beroperasi dibanyak negara berpendapatan rendah ini, terdapat permasalahan jika upaya-upaya eksternal tidak dikoordinasikan, tujuan pembaruan layanan kesehatan, yakni memperbaiki efektifitas, efisiensi dan keadilan, tidak akan ketemu. Bukti menunjukkan bahwa tanpa rancangan koordinasi yang efektif, lembaga donor justru memperlemah daripada memperbaiki sistem kesehatan yang rentan, merusak upaya-upaya untuk memperbaharui sistem tersebut.
Nur Mungil | 6 Maret 2015
HarianDepok.com – Berita , Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kuldesak, tengah melakukan tes HIV kepada 75 tahanan Polresta Depok, tes tersebut dilakukan oleh LSM Kuldesak karena banyaknya tahanan tahanan Polresta Depok yang terlibat kasus penggunaan narkoba. Diketahui sebanyak 50 dari 75 tahanan Polresta Depok terlibat kasus narkoba. Tes HIV ini dilaksanakan pada Rabu (04/03/2015).
Seperti yang dikutip dari indopos. Samsu Budiman mengatakan, bahwa pihaknya melakukan tes tersebut guna mengantisipasi adanya penularan serta pencegahan HIV/AIDS di para tahanan kasus narkoba yang kebanyakan menggunakan jenis narkoba suntik alias putau.
Nurdiansyah/DEN | Jumat, 6 Maret 2015
BANJAR, FOKUSJabar.com:Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV – AIDS (KPA) Kota Banjar, Unen Astramanggala mengungkapkan bahwa sekitar 9200 orang di Kota Banjar berpotensi terpapar HIV/AIDS.
Saat ini ada 92 orang terpapar HIV/AIDS di Kota Banjar sudah ditangani pengobatannya di RSUD Banjar.
© 2025 Kebijakan AIDS Indonesia