Catatan Atas Kebijakan dan Program HIV AIDS di IndonesiaPenelitian integrasi kebijakan dan program penanggulangan HIV & AIDS ke dalam sistem kesehatan berangkat dari kenyataan bahwa program HIV & AIDS di Indonesia ini merupakan bagian dari inisiatif kesehatan global untuk merespon situasi epidemi di Indonesia. Oleh karenanya permasalahan integrasi dengan sistem kesehatan menjadi pertanyaan besar karena model penanggulangan HIV & AIDS yang didorong oleh inisiatif kesehatan global telah mengakibatkan berbagai konsekuensi negatif pada sistem kesehatan seperti terbangunnya sistem pelayanan kesehatan yang paralel; diterapkannya model-model intervensi yang bersifat global; dan terpisahnya layanan HIV & AIDS dari pelayanan kesehatan lainnya yang justru memperbesar eksklusi sosial bagi kelompok marginal. Atas 'keprihatinan' tersebut maka penelitian ini mengembangkan tiga agenda utama yang dikaji dan direkomendasikan selama penelitian ini berlangsung. Ketiga agenda tersebut adalah (1) pentingnya integrasi program AIDS ke dalam sistem kesehatan, (2) mengintegrasikan pendekatan struktural ke dalam intervensi penanggulangan AIDS saat ini yang didominasi oleh pendekatan individual yang pada dasarnya diintroduksikan oleh inisiatif kesehatan global, dan (3) mendorong pelayanan kesehatan yang inklusif mengingat populasi utama dari penanggulangan AIDS ini adalah kelompok yang terpinggirkan di dalam masyarakat. Atas dasar tiga agenda utama seri penelitian tersebut, para penulis mencoba membuat catatan-catatan kecil tentang berbagai temuan yang diperoleh selama proses penelitian termasuk respon terhadap topik-topik terkini yang sedang hangat dibicarakan oleh pegiat HIV & AIDS. Catatan atas kebijakan dan program HIV & AIDS di Indonesia ini merupakan sebuah kontribusi untuk mendorong terjadinya perubahan kebijakan AIDS yang lebih baik (for better AIDS Policy).

Silakan download buku tersebut pada link berikut ini

Pengembangan dan Pengelolaan Simpul Pengetahuan Kebijakan HIV dan AIDSLaporan ini merupakan dokumentasi pelaksanaan pengelolaan simpul pengetahuan yang diinisiasi oleh Tim Kebijakan HIV dan AIDS PKMK FK UGM selama bulan Agustus 2013 hingga Juni 2016. Pengembangan simpul pengetahuan ini dimaksudkan agar semua pengetahuan yang berhasil dikumpulkan dan diproduksi oleh Tim Kebijakan HIV dan AIDS PKMK FK UGM dapat dimanfaatkan oleh khalayak luas, dan secara khusus untuk mendukung pengembangan kebijakan dan advokasi berbasis bukti. Sistem yang telah dikembangkan dalam simpul pengetahuan ini mengacu pada fungsi-fungsi manajemen pengetahuan dari Davenport (1994), yaitu penggalian, pengumpulan, pengidentifikasian berbagai pengetahuan terkait sistem kesehatan dan kebijakan HIV dan AIDS serta pemanfaatan pengetahuan, termasuk untuk pengembangan kebijakan, baik pada tingkat lokal maupun nasional. Laporan ini mengulas secara detail mengenai kegiatan dan pencapaian dari setiap fungsi manajemen pengetahuan ini, hambatan yang terjadi dalam implementasi, serta solusi yang telah diambil sehingga bisa menjadi pembelajaran.

Download Laporan Bahasa Indonesia

Download Laporan Bahasa Inggris

Sisilya Oktaviana Bolilanga, Volunteer Yayasan GAYa NUSANTARA

Pra-Pernas AIDS VForum komunitas pra-pernas diselenggarakan dua hari sebelum Pernas AIDS V dibuka, yaitu pada hari Minggu dan Senin, 26-27 Oktober 2015 di Hotel Sahid Jaya Makassar. Adapun forum komunitas ditujukan untuk merancang rekomendasi serta melakukan konsolidasi suara kelompok komunitas dan populasi kunci terhadap isu-isu penting terkait situasi epidemi dan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Terdapat enam forum komunitas dalam agenda ini, diantaranya adalah Forum Komunitas Kelompok Gay, Waria, LSL Indonesia (GWL-INA).

Pada sesi kedua Forum Komunitas Pra-Pernas Kelompok GWL tanggal 26 Oktober 2015 pukul 10.45-12.15 WITA, keberlangsungan Organisasi Berbasis Komunitas (OBK) GWL menjadi topik diskusi kelompok ini dengan tujuan mendapatkan gambaran keberlangsungan OBK dalam melakukan program penanggulangan HIV dan AIDS pada komunitas GWL dengan atau tanpa adanya dukungan pendanaan asing maupun dalam negeri. Kedua narasumber yang berbagi pengalaman keberlangsungan organisasinya dalam forum komunitas ini adalah ketua LSM Keluarga Besar Waria Yogyakarta (Kebaya) dan GAYLAM Lampung.

For Immediate Release

Hotel Sahid Jaya Makassar, 28 Oktober 2015

Pernas AIDS V - MakassarMakassar, Sulawesi Selatan. Hampir tiga dekade upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak kasus AIDS pertama ditemukan di Bali pada tahun 1987, belum berhasil menekan laju penularan virus HIV dan AIDS. Hasil Kajian PKMK FK UGM menemukan bahwa kebijakan upaya penanggulangan HIV dan AIDS masih didominasi oleh pusat, baik pemerintah maupun Mitra Pembangunan Internasional, khususnya dalam hal pembiayaan dan data. Kebijakan desentralisasi sebenarnya menyediakan kewenangan bagi pemerintah daerah untuk mengambil tanggungjawab dan peran yang lebih dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS, terkait dengan keberlanjutan program setelah sumber pendanaan dari luar semakin berkurang.

Oleh : Swasti Sempulur

Dari Penelitian untuk Kebijakan

Pernas AIDS VDari Penelitian untuk Kebijakan adalah tema yang diangkat dalam sesi skill building workshop pada Pertemuan Nasional V di Makasssar. Sesi ini merupakan salah satu dari beberapa skill building workshop yang diselenggarakan pada event tersebut. Tujuan dari sesi ini adalah memberikan keterampilan bagi peserta khususnya bagi para peneliti dan pengelola program dalam memanfaatkan data untuk pengembangan kebijakan dan perbaikan dalam program penanggulangan HIV dan AIDS. Kurangnya pemahaman riset pada pengelola program atau pengambil keputusan program sering menjadi hambatan utama pemanfaatan hasil riset dan eviden dalam pengembangan dan perbaikan program.[1]